Minggu, 24 Mei 2009

Prolog mengenal hakikat diri

Salam sejahtera untuk kita semua, akhirnya saya telah sampai pada akhir persoalan yang menjadi renungan saya selama ini. Banyak hal yang dapat saya gali lebih dalam mengenai hakikat atau makna yang sesungguhnya terhadap apa yang saya pelajari selama ini, secara langsung maupun tak langsung dan menyeluruh. Sebelumnya saya tak pernah sadar bahwa apa yang saya rasakan dengan panca indra adalah wujud kekuasaan saya terhadap kesombongan saya, karena saya hanya melihat dengan kaca-mata saya, menurut apa yang telah saya peroleh melalui kegiatan pengalamanku, namun sesungguhnya diluar diri saya itu yaitu ketidaktahuan saya , masih banyak hal yang berkecamuk di pikiran saya, menjadi pertanyaan sekaligus jawaban atas kesombonganku. Semoga Tuhan memaafkan diriku. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya sadar, tetapi hanya dapat mengatakan bahwa itulah batas kesadaran saya, itulah pemahaman ilmu saya. Kiranya saya perlu mengenal lebih jauh tentang diri saya, tentang batas-batas diri saya yang tentunya semuanya terangkum dalam usaha saya merefleksi setiap bagian dari saya, dan mengenal lebih dalam hakikat kehidupan melalui perenungan yang mendalam yang tentunya melalui metode kefilsafatan yang secara umum telah saya peroleh secara umum tentang arti berfikir secara filsafati. Berfikir secara filsafati membantu bagaimana berfikir secara mendalam dan menyeluruh dan mencari makna dari setiap putusan yang diambil dan dipertanggungjawabkan, artinya kita tidak berfikir setengah-setengah, tetapi menyeluruh sampai pada pengertian dasarnya dan akhirnya sampailah pada hakikat itu sendiri. Apa yang saya pikirkan semuanya akan kembali pada hakikatnya sendiri, jika saya berpikir tentang siapa saya, maka pada akhirnya saya menemukan bahwa saya adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Yang terpenting menurut saya adalah mengambil makna terbaik dari setiap putusan dan tindakan yang diambil sehingga kita akan selalu waspada dan penuh kehati-hatian dalam berpikir dan bertindak yang pada akhirnya jika kita sanggup maka kebijaksanaanlah yang akan di dapatkan yang semuanya bertujuan agar kita selau berada di jalan yang benar, terlebih saya sebagai seorang calon pendidik yang menjadi teladan bagi semua anak didik saya kelak.

7 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Filsft bgt ntu....
Suatu pola pikir yang t'lalu lebay jg kurang bgs kaleeeeeeee ya...
Muzti diimbangin pula dengan p'dpt sang Hati, yang kadang suaranya t'dengar lebih lembut dari apapun hingga t'kadang seseorang melupakan hal itu...
Mungkin yg plg bgzzzz... adalh m'nyeimbangkan semuanya.....
Ocre teman...
byeeeeeeeeeee.....

27 Mei 2009 pukul 00.38  
Anonymous Anonim mengatakan...

Sekali2 bikn posting yg bhsnya ringan dunk..
Jgn t'lalu berat...
Hidup t'kdg jg buth yg slow khan??

27 Mei 2009 pukul 00.48  
Anonymous Anonim mengatakan...

iya se...tp itulah batas pikiranku,, aku juga lagi belajar kn.....hehe....
tp ne siapa se..pke id dunk...ntar da umpan bliknya....
key freen....:)

28 Mei 2009 pukul 12.19  
Anonymous Anonim mengatakan...

hatiku sering lebih dekat dengan apa yang aku rasakan dari pada pikiranku...kenapa y?

28 Mei 2009 pukul 12.24  
Anonymous Anonim mengatakan...

Eeeehhhh Yan..
q dah tau cr publish t'nyata ntu ruz di link dl ma url yg mo diikutin....
br tau ne...

29 Mei 2009 pukul 17.18  
Anonymous Anonim mengatakan...

y g tau,....
yg ngrasain jg sp??
gokil loe klo nanya gethu??

29 Mei 2009 pukul 17.19  
Anonymous Anonim mengatakan...

hehe......

17 Juni 2009 pukul 22.41  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda